Jumat, 21 Desember 2012

(Cerpen) Aku dan Keberuntunganku - Part IV


“Tunggu!” suaraku tercekat. Mereka berjalan terlalu cepat. Kulihat Ridho mengeluarkan sebungkus makanan dan beberapa lembar uang dari saku celananya.
Aku belum sempat menasihatinya agar tidak mencuri, nyatanya, ibunya sendiri mengajarinya. Bahkan ternyata si bujang bukan hanya mencuri makanan!
Kuremas dompetku yang kembali menipis. Ah, tak perlu menyesal, Allah tahu niatku.
***
Aku sampai di rumah saat matahari sudah terbenam dan lampu-lampu rumah sudah menyala. Aku berucap alhamdulillah, sepeda motorku berhasil mengantarku sampai rumah dengan bensin yang sangat dan sangat sedikit—ini adalah kebiasaan burukku menggunakan bensin hingga tetes terakhir. Kembali lagi karena keadaan yang memaksa, apalagi hari ini dompetku kembali gagal menebal.
Lelah begitu mendera hingga aku ingin segera rebahan begitu selesai shalat Isya. Aku kembali teringat kejadian tadi siang. Bahkan esok hari aku harus memenuhi janjiku pada ibu pemilik warung makan untuk menyusulkan 5.000 rupiah sisa klaimnya. Meski aku tahu aku tak bertanggung jawab lagi atas makanan yang Ridho curi, tapi aku tak boleh mengingkari janji yang telah kubuat. Ya Allah... Kuharap Engkau segera memberi wanita itu hidayah... Dan bagi ibu pemilik warung makan itu pula...
Aku sudah tak peduli dengan uang 15.000 rupiahku yang tak berguna. Ah, tidak seharusnya kubilang tak berguna. Sekali lagi kuyakinkan diri, Allah tahu niatku. Malaikat tak akan lupa mencatatnya.
Sebelum mata ini terpejam, kuraih ponselku dan kubuka situs favoritku, sebuah situs milik salah satu penerbit ternama. Aku terhenyak melihat salah satu artikel baru yang bertanggal tiga hari yang lalu di situs itu.
Kesibukan telah membuatku lupa menulis, menulis cerpen. Kukesampingkan salah satu hobiku itu selama beberapa waktu. Dan aku juga lupa, pernah mengirimkan sebuah naskah cerpen ke sebuah lomba dua bulan yang lalu.
Aku tak menyangka, aku mengingatnya dengan cara yang sangat indah. Aku mengingatnya karena aku melihat nama dan judul cerpenku tercantum sebagai pemenang pertama di artikel itu. Dan kubaca kalimat terakhir dalam artikel yang berisi pengumuman pemenang itu.
Selamat kepada para pemenang. Pemenang I berhak mendapat uang tunai Rp 2.000.000 + Paket Buku, Pemenang II berhak mendapat uang tunai Rp 1.500.000 + Paket Buku, dan Pemenang III berhak mendapat uang tunai Rp 1.000.000 + Paket Buku. Uang tunai akan dikirim ke rekening masing-masing dan paket buku akan dikirim via titipan kilat.
Aku bersujud syukur. Bukan berlebihan, tapi karena menurutku ini suatu hal yang besar bagiku. Kuusap air mata yang sejak beberapa hari ini hampir menetes karena lelah hati yang kurasakan.
Aku berbisik dalam hati, ya Allah... Apakah Engkau sedang memberi sebuah keberuntungan padaku? Terima kasih karena telah membuatku tahu, bahwa ternyata tak ada keberuntungan tanpa perjuangan... Sekecil apapun perjuangan itu...

.:: The End ::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar