“Tunggu!”
suaraku tercekat. Mereka berjalan terlalu cepat. Kulihat Ridho mengeluarkan
sebungkus makanan dan beberapa lembar uang dari saku celananya.
Aku
belum sempat menasihatinya agar tidak mencuri, nyatanya, ibunya sendiri
mengajarinya. Bahkan ternyata si bujang bukan hanya mencuri makanan!
Kuremas
dompetku yang kembali menipis. Ah, tak
perlu menyesal, Allah tahu niatku.
***
Aku
sampai di rumah saat matahari sudah terbenam dan lampu-lampu rumah sudah
menyala. Aku berucap alhamdulillah, sepeda motorku berhasil mengantarku sampai
rumah dengan bensin yang sangat dan sangat sedikit—ini adalah kebiasaan burukku
menggunakan bensin hingga tetes terakhir. Kembali lagi karena keadaan yang
memaksa, apalagi hari ini dompetku kembali gagal menebal.
Lelah
begitu mendera hingga aku ingin segera rebahan begitu selesai shalat Isya. Aku
kembali teringat kejadian tadi siang. Bahkan esok hari aku harus memenuhi
janjiku pada ibu pemilik warung makan untuk menyusulkan 5.000 rupiah sisa
klaimnya. Meski aku tahu aku tak bertanggung jawab lagi atas makanan yang Ridho
curi, tapi aku tak boleh mengingkari janji yang telah kubuat. Ya Allah... Kuharap Engkau segera memberi
wanita itu hidayah... Dan bagi ibu pemilik warung makan itu pula...
Aku
sudah tak peduli dengan uang 15.000 rupiahku yang tak berguna. Ah, tidak
seharusnya kubilang tak berguna. Sekali lagi kuyakinkan diri, Allah tahu
niatku. Malaikat tak akan lupa mencatatnya.
Sebelum
mata ini terpejam, kuraih ponselku dan kubuka situs favoritku, sebuah situs
milik salah satu penerbit ternama. Aku terhenyak melihat salah satu artikel
baru yang bertanggal tiga hari yang lalu di situs itu.
Kesibukan
telah membuatku lupa menulis, menulis cerpen. Kukesampingkan salah satu hobiku
itu selama beberapa waktu. Dan aku juga lupa, pernah mengirimkan sebuah naskah
cerpen ke sebuah lomba dua bulan yang lalu.
Aku
tak menyangka, aku mengingatnya dengan cara yang sangat indah. Aku mengingatnya
karena aku melihat nama dan judul cerpenku tercantum sebagai pemenang pertama
di artikel itu. Dan kubaca kalimat terakhir dalam artikel yang berisi
pengumuman pemenang itu.
Selamat kepada para pemenang.
Pemenang I berhak mendapat uang tunai Rp 2.000.000 + Paket Buku, Pemenang II
berhak mendapat uang tunai Rp 1.500.000 + Paket Buku, dan Pemenang III berhak
mendapat uang tunai Rp 1.000.000 + Paket Buku. Uang tunai akan dikirim ke
rekening masing-masing dan paket buku akan dikirim via titipan kilat.
Aku
bersujud syukur. Bukan berlebihan, tapi karena menurutku ini suatu hal yang
besar bagiku. Kuusap air mata yang sejak beberapa hari ini hampir menetes
karena lelah hati yang kurasakan.
Aku
berbisik dalam hati, ya Allah... Apakah Engkau sedang memberi sebuah
keberuntungan padaku? Terima kasih karena telah membuatku tahu, bahwa ternyata
tak ada keberuntungan tanpa perjuangan... Sekecil apapun perjuangan itu...
.::
The End ::.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar