Rabu, 04 September 2013

Rasanya Mengenali Pengemis di Sekitar Kita

Ini pengalaman saya beberapa waktu yang lalu, tepatnya sebelum bulan Ramadhan 1434  H. Kerja-kerja lapangan membuat saya sering bertemu dengan banyak orang dengan berbagai karakter. Namun kali itu saya benar-benar tak menyangka akan bertemu dengan seorang wanita, sebut saja namanya Bu Mawar.

Bu Mawar adalah "mantan" tetangga saya. Waktu saya masih SMP (entah SMA) beliau pergi dari kampung entah karena masalah apa. Menurut kabar yang saya dengar dari warga sekitar, Bu Mawar bekerja di Jakarta atau entah di mana, yang jelas di luar kota. Namun siang sepekan sebelum Ramadhan, saat saya tengah kampanye zakat di jalan, saya melihat beliau turun dari angkot dengan tergopoh-gopoh. Awalnya ia memakai kerudung hitam, namun dengan cepat (sambil berjalan) ia memakai topi yang hampir menutupi seluruh wajahnya dan memasukkan tas jinjingnya ke dalam kain jarit yang ia kenakan layaknya sedang menggendong bayi. Nah, penampilannya itu mirip sekali dengan peminta-minta yang sering berkeliaran di jalan. Dan memang benar, setelah berjalan beberapa meter dan sukses mengganti penampilannya, Bu Mawar terlihat mengunjungi satu rumah demi satu rumah--bisa saya pastikan beliau sedang meminta-minta.

Ya Allah, itu adalah seseorang yang saya kenal, dan saya melihatnya sedang meminta-minta! Saya pun tak kuasa memanggilnya karena takut membuatnya malu. Saya hanya bisa diam dan merenung.

Lain lagi ceritanya ketika saya mengenali pengamen di tempat kerja saya. Saya mengenalinya, namun tak bisa saya katakan dia itu siapa. Bahkan ia sudah mengamen di tempat kerja saya sebanyak tiga kali. Saya selalu tak kuasa memberinya receh, sehingga selalu teman kerja saya yang melakukannya, tanpa teman saya tahu saya mengenal orang itu. Saya ingin menyapanya, tapi lagi-lagi saya tak kuasa melakukannya. Lagipula sepertinya ia tidak terlalu mengenal saya, hanya saya yang memang hafal nama dan wajahnya.

Itu benar-benar membuat saya terenyuh. Betapa sulitnya hidup ini bagi sebagian orang, bahkan itu dialami oleh orang-orang di sekitar kita, bahkan yang kita kenal.

Bersyukurlah bagi kita yang masih diberi nikmat untuk bisa hidup dan bekerja dengan layak. Dan semoga mereka diberi ketabahan dan hidup mereka segera terangkat. Aamiin.

Wallahu a'lam bishshawab...

:'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar