Selamat, semangat, dan berjuang untuk hari ini! :D
Kali
ini saya akan posting mengenai motivasi untuk ‘belajar’ yang 2 tahun yang lalu
pernah saya sampaikan di depan mahasiswa baru jurusan Kesmas dan Gizi Unsoed
dalam sesi training softskill singkat pada rangkaian acara orientasi mahasiswa
atau yang lebih dikenal sebagai ospek. Materi ini benar-benar saya dedikasikan
untuk mereka, atau mungkin kalian yang sekarang sedang membaca, para mahasiswa baru
di segala bidang ilmu, lebih banyak berdasarkan pengalaman saya selama menjadi
mahasiswa kesmas. Ok, let’s cekidot!
Untuk
mengawali postingan ini—sesuai dalam materi yang saya sampaikan—saya akan
menjelaskan dulu pengertian dari mahasiswa. Mahasiswa adalah sekelompok
masyarakat terpilih yang memiliki masa depan yang strategis sebagai calon
pemikir, pelaksana dan pemimpin untuk dapat mengarahkan, mengembangkan dan membimbing
cara hidup berbangsa dan bernegara. Kelihatan yang dicetak tebal? That’s the
main point! Yup, mahasiswa itu dibentuk untuk bisa ‘berpikir’, namun juga
sekaligus dapat ‘melaksanakan’, ‘memimpin’, ‘mengarahkan’, ‘mengembangkan’, dan
‘membimbing’ masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara—atau lebih luas,
dalam hidup sebagai manusia. Wow, hebat banget ya, mahasiswa itu. Kalau yang
sudah lulus, berarti seharusnya sudah layak dong untuk melakukan tugas yang
hebat itu (wah, saya jadi kesindir sendiri ini :D). Jadi kalau ada sarjana yang
bisanya mikir doang, ngemeng doang, nyuruh-nyuruh doang, tapi tidak bisa
melaksanakan, mengembangkan, atau membimbing orang lain, berarti gelar
sarjananya perlu dipertanyakan itu... ^_^
Lalu,
kenapa sih mahasiswa tidak disebut sebagai siswa saja seperti waktu SD, SMP,
atau SMA? Kan sama-sama sekolah. Betul, mereka sama-sama sekolah, belajar,
diajarin sama orang, tapi pada dasarnya mahasiswa adalah siswa yang sudah ‘maha’.
Mereka dituntut mandiri, memilih alur belajar mereka, menentukan sendiri berapa
lama mereka akan sekolah, dsb. Intinya, mahasiswa adalah siswa yang sudah
dewasa, yang tak perlu didikte lagi dalam menjalani kehidupannya di
perkuliahan.
Kemudian
mengenai pilihan jurusan, seorang yang akan masuk kuliah diharuskan memilih jurusan
yang paling ia cenderungi—entah karena suka, bercita-cita, atau merupakan
mimpinya. Tetapi yang sering menjadi masalah adalah, pilihan jurusan seorang
mahasiswa banyak yang bukan merupakan pilihannya sendiri, seperti pilihan orang
tua, ikut-ikutan teman, atau bahkan ikut-ikutan trend. Lalu bagaimana kalau
terlanjur tercebur dalam satu jurusan? Sebelum terlanjur tercebur, bagi
teman-teman yang belum menjadi mahasiswa, akan lebih baik jika dari awal kalian
mencari referensi tentang berbagai jurusan dan tentukan jurusan mana yang
paling cocok dengan minat dan potensi kalian. Tetapi bagi yang sudah terlanjur
tercebur, maka secara perlahan, terimalah pilihan itu dengan baik. Mungkin
awalnya sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Carilah hal menarik atau poin
dari bidang ilmu itu yang cocok dengan minat dan potensi kalian, sehingga
kalian bisa mengikatkan diri dengan keterkaitan itu. Dan jangan pernah
menganggap ada ilmu yang lebih baik dari ilmu lain. Misalnya, ilmu kedokteran
dianggap lebih baik dair ilmu ekonomi, atau ilmu ekonomi dianggap lebih baik
dari ilmu pertanian. Teman-teman, tidak ada hal seperti itu, semua ilmu sama,
selama kita benar-benar total mempelajarinya dan memanfaatkan ilmu itu dengan
baik untuk kehidupan bermasyarakat. Apakah dunia ini akan tetap berjalan jika
semua orang menjadi dokter? Atau apakah dunia ini akan tetap berjalan jika
semua orang menjadi pedagang? Terimalah. Jalanilah. Jika kalian merasa terjebak
karena bidang ilmu lain sebenarnya lebih kalian sukai (karena hobi, dsb) maka
pelajarilah ilmu itu di luar perkuliahan. Ini yang peru dicatat baik-baik,
tidaklah mutlak bahwa ilmu harus dipelajari di bangku sekolah atau perkuliahan.
Kalian bisa mempelajarinya di mana saja, asal ada kemauan dan kesungguhan.
Misalnya, kalian adalah mahasiswa pertanian, tetapi sebenarnya sangat hobi menulis
(jurnalistik). Maka tidak menjadi masalah jika kalian mengembangkan potensi
menulis melalui media-media di luar perkuliahan, seperti organisasi, komunitas,
atau kalian belajar sendiri (otodidak). Justru dengan begitu, terkadang
seseorang bisa memiliki dual profesi, misalnya seorang agrobisnis yang juga
novelis. Sangat banyak contoh nyatanya. Kalian kenal Deddy Mizwar? Beliau adalah
salah satu senias hebat di Indonesia. Tapi apakah beliau lulusan jurusan seni? Tidak.
Justru beliau adalah sarjana farmasi, yang kurikulum mata kuliahnya adalah
mengenai jenis-jenis obat, cara meracik obat, dan bagaimana membaca resep.
Apakah kemudian ia tidak dapat menyalurkan potensinya dan terjebak hanya
menjadi seorang apoteker? Tidak. Justru jiwa seninya sangat teraktualisasi. Do
you catch it? J
Jika
hati telah mantap untuk menjalani perkuliahan dengan baik, lalu kemudian
persoalannya adalah bagaimana kiat-kiatnya dalam belajar, maka inilah beberapa
poin yang bisa saya sampaikan berdasarkan pengalaman pribadi selama kuliah:
1. Kiat
pertama: tanamkan keyakinan yang kuat bahwa semua ilmu itu bermanfaat.
Tidak ada istilah ilmu kedokteran lebih baik dari ilmu pendidikan, atau ilmu
ekonomi lebih baik dari ilmu sosiologi. SEMUA SAMA.
2. Kiat
kedua: munculkan ketertarikan pada ilmu yang akan kamu pelajari. Ketahui
kelebihan-kelebihannya, sehingga kamu menyukainya.
3. Kiat
ketiga: tanamkan niat untuk belajar.
4. Kiat
keempat: duduk tegak atau posisi tubuh agak maju ketika dosen sedang
mengajar.
5. Kiat
kelima: mencatat!
6. Kiat
keenam: segera tanyakan sesuatu yang tidak kamu tahu. Kalau dosen tidak
memberi kesempatan bertanya, serahkan pertanyaanmu pada Mbah Google.
7. Kiat
ketujuh: hilangkan kantuk dengan cuci muka, corat-coret buku sebentar, atau
bertanya pada dosen—pertanyaan apapun.
8. Kiat
kedelapan: cari hal menarik jika dosen yang mengajar, maaf, membosankan.
Apa saja—tapi harus tetap memperhatikan kuliahnya dengan baik.
9. Kiat
kesembilan: hiasi/bentuk buku catatan menjadi menarik utk dibaca.
10. Kiat
kesepuluh: usahakan datang lebih awal dan duduk di barisan depan.
Selama perkuliahan, saya
memang menjalani 10 kiat itu, dan alhamdulillah semua dapat berjalan dengan
baik. So guys, belajarlah dengan baik selama kalian masih dalam masa untuk
belajar. Kehidupan itu memiliki step-stepnya tersendiri. Akan menjadi lebih
nyaman jika kita rapi dalam menjalani setiap step-nya, tidak akan melanggar
sana-sini.
Semoga bermanfaat!
Selamat, semangat, dan berjuang untuk hari ini! :D
Makasih yah 10 kiatnya.
BalasHapusahaha.. sama2 dede astuti.. :)
BalasHapusIPK nya ngga bagus deh,,telat si tau 10 kiat nya #ALESAN
BalasHapus-_____________________- berarti traktir pancake sm es krim MP nih!
BalasHapus