15 Oktober 2013/10 Dzulhijah 1434 H
Berqurban dengan cerpen? Pasti kalian mengira ini aneh. Tapi ya, itulah yang terjadi denganku.
Sungguh tahun ini berbeda dengan tahun yang lalu. Alhamdulillaah, tahun ini aku berhasil melakukan qurban pertamaku :'). Dulu aku berpikir bahwa mungkin aku baru bisa berqurban nanti ketika aku sudah menikah, atau menjadi orang kaya. Ternyata tidak. Aku baru setahun lulus kuliah, dan baru hampir 10 bulan bekerja. Tetapi nyatanya aku sudah bisa berqurban. Tak lain, ini adalah karunia yang Allah berikan padaku. Alhamdulillaah ya Allah :')
Saat di awal-awal aku bekerja di PKPU, aku memang pernah mendengar bahwa untuk qurban, ada kemudahan bagi karyawan PKPU yang ingin melaksanakannya. Yaitu mereka bisa berqurban dengan harga hewan lebih murah, namun langsung disalurkan ke luar negeri seperti Somalia, dan negara-negara sejenisnya. Aku langsung berbinar saat mendengar adanya kesempatan itu, dan memang dalam hati langsung tergiur untuk melakukannya tahun ini. Akupun berniat menabung agar nanti saat Idul Adha tiba aku benar-benar bisa melakukannya. Tapi nyatanya kebutuhanku dalam perjalanan menuju Idul Adha juga banyak. Uangku banyak terkuras untuk hal lain. Apalagi bulan September-Oktober tabunganku dikuras oleh keperluan melamar CPNS, mengikuti lomba film pendek di Jakarta, dan tetek bengek lainnya. Aku pun sempat khawatir, apakah niatku berqurban tahun ini bisa terlaksana atau tidak.
Sebenarnya alhamdulillaah, bisnis flanelku lumayan berjalan lancar. Aku menerima cukup banyak pesanan souvenir dan kado pernikahan. Namun itu hanya cukup untuk menunjang kebutuhanku dari bulan ke bulan, dan lagi-lagi untuk menambah ongkos ke sana ke mari untuk urusan CPNS dan lomba film pendek. Lalu terjelanglah Idul Adha. Atasanku di PKPU menawarkan program qurban untuk karyawan itu. Beliau bilang harganya sekian, disebarkan di luar negeri, dan ternyata pembayarannya boleh dicicil dengan sistem potong gaji selama 3 bulan.
Lalu aku berpikir. Duh, aku benar-benar sudah sangat ingin berqurban tahun ini, meski hanya seekor kambing atau domba, tapi apakah aku sanggup dengan memotong 3 kali gajiku? Padahal sebelumnya tabungan dari sisa-sisa gajiku sudah terkuras juga. Ah, tapi tekadku sudah bulat. Aku pun menyatakan pada atasanku bahwa aku mendaftar untuk berqurban tahun ini. Dan ternyata qurbanku akan disalurkan ke Somalia. Gaji-gajiku di bulan-bulan ke depan yang tadinya ingin kujaga untuk mengganti tabunganku yang sudah terkuras oleh keperluan-keperluan sebelumnya pun akhirnya kuikhlaskan untuk dipotong demi berqurban.
Dan Allah memberikan karunia-Nya. Aku yang hobi menulis ini memang tetap senang mengikuti lomba menulis di berbagai event. Meskipun untuk menulis aku harus mencari celah waktu dari kesibukan kerja, membuat film pendek, dan mengerjakan pernak-pernik flanel pesanan. Kali itu, aku ikut lomba cerpen yang diadakan oleh almamaterku, dengan hadiah juara 1 yang lumayan besar. Dan pada tanggal 13 Oktober 2013, tepat 2 hari sebelum Hari Raya Idul Adha 1434 H aku sungguh bersyukur, berterima kasih pada Allah atas karunia-Nya yang tak terkira. Aku diumumkan sebagai Juara 1 lomba tersebut. Bahagia luar biasa.
Aku langsung teringat dengan qurbanku. Ah, ini pasti rejeki dari Allah yang dikaruniakan untukku untuk berqurban. Dan memang nilai hadiah lomba cerpen itu hampir sama dengan harga hewan qurbanku, hanya tinggal ditambah sedikit. Aku sungguh lega. Ya Allah, memang benar, di mana ada niat di situ ada jalan. Engkau telah menunjukkannya padaku :')
Gajiku pun tak jadi dipotong. Istilahnya, aku berqurban dengan cerpen karyaku sendiri.
Dari sini aku belajar, bahwa semua yang kita lakukan dengan keikhlasan dan kesungguhan, pasti akan membuahkan hasil. Apapun pekerjaanmu, apapun hobimu, mau kamu seorang dokter ataupun tukang becak, jika kamu ikhlas dan sungguh-sungguh dalam menjalankannya, berkah yang kamu akan peroleh akan sama besarnya.
Alhamdulillaah. Segala puji bagi-Mu, ya Allah..
See ya in the next post :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar